v “Dan pada sebagian malam
bertahajjudlah dengannya sebagai tambahan bagimu.Mudah-mudahan Tuhanmu
mengangkatmu ke tempat yang terpuji”. (Al Isra’:79)
v “Hendaklah kalian bangun
malam. Sebab hal itu merupakan kebiasaan orang-orang shaleh sebelum kalian.
Wahana pendekatan diri kepada Allah SWT, penghapus dosa dan pengusir penyakit
dari dalam tubuh”. (HR at-Tirmidzi).
v Tahajud
Tahajud adalah salat sunat yang
dikerjakan di malam hari setelah terjaga dari tidur. Salat tahajjud termasuk
salat sunnat mu'akad (salat yang dikuatkan oleh syara'). Salat tahajjud
dikerjakan sedikitnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas.
v Faedah
Tahajud dari Sisi Kesehatan
1.
Penurunan Hormon Kortisol /
hormon stress serta Peningkatan Daya Tahan Tubuh
HORMON KORTISOL
Hormon kortisol adalah salah satu hormon
stress. Kadar hormon ini semakin meninggi ketika kita dalam keadaan stress.
Hormon ini oleh pakar kesehatan dijadikan tolak ukur untuk tingkat/derajat
stress seseorang. Makin stress seseorang, maka hormon kortisol semakin meninggi
dalam darahnya.
Dalam sebuah penelitian :
Muhammad
Sholeh (Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya) dalam disertasinya
yang berjudul Pengaruh Shalat Tahajud Terhadap Peningkatan
Perubahan Respons Ketahanan Tubuh Imunologik : Suatu Pendekatan Psikoneuroimunologi
Desertasi ini melibatkan 41 responden siswa SMU
Luqman Hakim Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya. Dari 41 siswa, hanya 23
yang sanggup menjalankan sholat tahajjud selama 1 bulan penuh. Setelah
diuji lagi, tinggal 19 siswa yang bertahan sholat tahajjud selama 2 bulan.
Sholat tahajjud dimulai pukul 2.00 – 3.00 WIB sebanyak 11 roka’at, dengan dua
roka’at sebanyak 4 kali dan ditutup sholat witir sebanyak 3 roka’at. Dan
selanjutnya, hormon kortisol (hormon stress) dari 19 siswa tersebut diperiksa
di 3 laboratorium di Surabaya (Pramitha, Prodia, dan Klinika). Apa yang terjadi? Para siswa yang sholat tahajjud
dengan rutin dan ikhlas berbeda dengan siswa yang tidak melaksanakan sholat
tahajjud. Mereka yang melaksanakan sholat tahajjud tersebut memiliki kadar
hormon kortisol yang rendah. Hal ini
menandakan mereka memiliki ketahanan tubuh yang kuat dan kemampuan individu
yang tangguh sehingga mampu menanggulangi masalah-masalah sulit dengan lebih
stabil.
2. Memperkuat kerja jantung dan merangsang epinephrin dan angiotensin
II.
Pada orang yang tidak shalat tahajud, kadar kortisolnya menjadi tinggi,
sehingga merangsang peningkatan epinephrin yang mengakibatkan meningkatnya
kerja jantung dan kontraksi pembuluh darah (Vasokontriktor). Sebaliknya,
pada orang yang melaksanakan shalat tahajud, kadar kortisolnya menjadi rendah,
dapat menurunkan epinephrin, sehingga kerja jantung stabil dan
pembuluh darah tidak kontraksi. Oleh karena itu, shalat tahajud ini sangat
bagus bagi penderita penyakit darah tinggi, jantung dan stroke.
3. Metabolisme karbohidrat dan asam amino dengan meningkatkan
konsentrasi gula dalam darah.
Pada orang yang tidak shalat tahajud, kadar kortisolnya
menjadi tinggi, membuat metabolisme karbohidrat dan asam amino meningkat,
sehingga konsentrasi gula dalam darah menjadi naik. Sebaliknya pada orang yang
melaksanakan shalat tahajud, kadar kortisolnya menjadi rendah, sehingga
mempengaruhi turunnya gula dalam darah. Oleh karena itu, shalat tahajud ini
sangat bagus bagi penderita penyakit diabetes, karena dapat menstabilkan gula
dalam darah.
4. Menyebabkan perubahan EEG (Electroenchepalograph) pada otak dan jiwa
(euforia, depresi, mudah tersinggung, emosi yang labil)
Pada orang yang tidak shalat tahajud, kadar kortisolnya menjadi tinggi,
dapat menyebabkan perubahan EEG pada otak dan jiwa, di antaranya menyebabkan
depresi, mudah tersinggung, emosi labil dan euforia. Sebaliknya pada orang yang
melaksanakan shalat tahajud, kadar kortisolnya menjadi rendah sehingga EEG
stabil dan normal. Oleh karena itu, shalat tahajud ini sangat bagus bagi orang
yang mengalami stress, galau, dan gejala depresi.
HSE PT.SARI ENESIS INDAH ------ IHC
SEI#8#