Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan umatnya untuk jongkok saat buang air
besar. Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan posisi ini dalam Zaadul Ma’ad pada
bab Petunjuk Nabi dalam Hal Buang Hajat.
Kebiasaan
Rasulullah ini juga menjadi kebiasaan umat Islam hingga lebih dari seribu
tahun. Namun, seiring dengan populernya kloset duduk standar Amerika, semakin
banyak Muslim yang mengikuti cara orang-orang Barat dalam buang hajat. Padahal,
fakta ilmiah membuktikan, posisi terbaik dalam buang air besar adalah dengan
jongkok.
Dalam sebuah penelitian yang
diterbitkan dalam journal Digestive Diseases and Sciences, Dr. Dov Sikirov
memaparkan posisi duduk atau jongkok saat buang air besar berpengaruh banyak
pada kenyamanan di kamar mandi.
Ia menginstruksikan sejumlah
responden untuk mencoba buang air besar dengan tiga posisi berbeda. Ada yang
buang air besar di toilet duduk setinggi 16 inci, duduk di toilet setinggi 12
inci, dan jongkok di atas wadah plastik. Setiap responden juga diminta mencatat
waktu mereka buang air besar dan diukur apa kesulitannya dalam empat titik
skala.
Hasil studi menunjukkan, saat
posisi seseorang jongkok, ia membutuhkan 51 detik untuk memindahkan perutnya.
Sedangkan saat posisi duduk di toilet lebih tinggi, orang membutuhkan 130 detik
untuk memindahkan perut. Selain itu, orang yang buang air besar dengan jongkok
merasa lebih nyaman dan lebih mudah.
Studi lainnya dilakukan oleh para
peneliti Jepang. Mereka meneliti cairan yang dilepaskan dari dubur baik dalam
posisi duduk atau jongkok. Dari rekaman video sinar x terungkap, sudut
anorektal yang terbentuk mulai dari dalam anus naik dari 100 menjadi 126
derajat ketika responden pindah posisi dari duduk ke jongkok. Peneliti
mengamati kemungkinan terjadinya pengurangan keinginan mengejan saat jongkok.
Ketika kita berdiri, usus besar (di
mana kotoran disimpan) akan mendorong melawan otot puborecatlis. Duduk hanya
sebagian melemaskan otot itu. Sedangkan jongkok sepenuhnya melemaskan,
meluruskan usus besar. Itu, pada gilirannya, memudahkan proses buang kotoran.
Para ahli berpendapat bahwa
penyakit pencernaan seperti radang usus, sembelit, dan wasir berasal dari duduk
tegang saat berada di toilet. Beberapa dokter bahkan menyarankan pasien mencoba
berjongkok untuk menangani masalah usus mereka. Namun, ada pula yang
merekomendasikan menambahkan pijakan khusus agar bisa jongkok tanpa harus
mengganti toilet duduknya.
Penelitian yang
lebih baru yang dilakukan Stanford University juga menyimpulkan bahwa jongkok
adalah cara yang tepat dan disarankan untuk buang hajat.
Mengejan saat buang air besar
erat kaitannya dengan terjadinya wasir. Wasir terjadi ketika pembuluh darah di
bagian dubur bengkak, sementara tekanan saat mengejan akan menyebabkan pembuluh
darah semakin membesar.
Wasir bisa disebabkan mengejan
saat buang air besar, sembelit, duduk dalam waktu lama, infeksi dubur. Penyakit
ini bisa terjadi secara internal maupun ekternal. Gejalanya seperti gatal-gatal
pada dubur, rasa sakit dan nyeri seputar dubur, terdapat darah merah pada
tinja, nyeri saat buang air besar serta muncul benjolan keras di sekitar dubur.
Jadi, berdasarkan sejumlah kajian
penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa menggunakan closet jongkok relatif
lebih menguntungkan dari sisi kesehatan karena dapat memudahkan proses
pembuangan.
#SALAM SEHAT# IHC
SEI#
dr.Melly – Ns.Ana –
Ns.Eva – Br.Malfika