Dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Dalam Silsilah Shahihah jilid 1 bag 2 hal 748, al Albani mengatakan,
“Terdapat riwayat yang sahih dari Abu Hurairah, beliau mengatakan “Makanan itu
belum boleh dinikmati sehingga asap panasnya hilang”. Diriwayatkan oleh al
Baihaqi dengan sanad yang sahih sebagaimana kujelaskan dalam Irwa’ Ghalil no
2038”.
Menurut Segi Kesehatan
Manusia bernapas menghirup oksigen atau O2, dan menghembuskan
karbondioksida atau CO2. Ketika kita meniup makanan, tentunya yang kita
keluarkan adalah gas CO2. Sementara itu makanan panas tadi masih mengeluarkan
uap air (H2O). Menurut reaksi kimia, apabila uap air bereaksi dengan
karbondioksida akan membentuk senyawa asam karbonat (carbonic acid) yang
bersifat asam.
H2O + CO2 => H2CO3
Perlu kita tahu bahwa didalam darah itu terdapat H2CO3 yang berguna
untuk mengatur pH (tingkat keasaman) di dalam darah. Darah adalah Buffer
(larutan yang dapat mempertahankan pH) dengan asam lemahnya berupa H2CO3 dan
dengan basa konjugasinya berupa HCO3- sehingga darah memiliki pH sebesar 7,35 –
7,45 dengan reaksi sebagai berikut:
CO2 + H20 HCO3- + H+
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung
terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Adanya
kelainan pada mekanisme pengendalian pH tersebut, bisa menyebabkan salah satu
dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis atau
alkalosis.
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung
asam (atau terlalu sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya
pH darah.
Sedangkan Alkalosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa (atau terlalu sedikit mengandung asam) dan kadang menyebabkan
meningkatnya pH darah.
Kembali lagi ke permasalahan awal, dimana makanan kita tiup, lalu
karbondioksida dari mulut kita akan berikatan dengan uap air dari makanan dan
menghasilkan asam karbonat yang akan mempengaruhi tingkat keasaman dalam darah
kita sehingga akan menyebabkan suatu keadaan dimana darah kita akan menjadi
lebih asam dari seharusnya sehingga pH dalam darah menurun, keadaan ini lebih
dikenal dengan istilah asidosis.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan
lebih cepat sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah
dengan cara menurunkan jumlah karbon dioksida.
Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi keadaan tersebut
dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih.Tetapi kedua
mekanisme tersebut tidak akan berguna jika tubuh terus menerus menghasilkan
terlalu banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat. Sejalan dengan
memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa
mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin
memburuk, tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan bahkan kematian.
Dampak meniup makanan panas sebelum makan ternyata mengerikan juga ya,
jadi lebih baik tunggu makanan sampai dingin ketika ingin memakannya. Dan
Alhamdulillah bagi kita yang masih selamat meskipun sering meniup makanan panas
sebelum makan. Mari kita ikuti Sunah Rasul SAW agar selamat dunia akhirat.
Wassalam… Semoga Bermanfaat ^___^