Allah
SWT tidak menciptakan wanita dari kepala laki-laki untuk dijadikan
atasanya . Tidak juga Allah SWT ciptakan wanita dari kaki laki-laki
untuk dijadikan bawahannya. Tetapi Allah menciptakan wanita dari tulang
rusuk laki-laki, dekat dengan lenganya untuk dilindunginya, dan dekat
dengan hatinya untuk dicintainya. Allah SWT tidak menciptakan wanita
dari kepala laki-laki untuk dijadikan atasanya . Tidak juga Allah SWT
ciptakan wanita dari kaki laki-laki untuk dijadikan bawahannya. Tetapi
Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan
lenganya untuk dilindunginya, dan dekat dengan hatinya untuk
dicintainya.
dkmasyifa.blogspot.com |
Allah tidak menciptakan wanita sebagai
komplementer atau sebagai barang substitusi apalagi sekedar objek buat
laki-laki. Tetapi Allah menciptakan wanita sebagai teman yang
mendampingi hidup Adam tatkala kesepian di surga. Juga Allah ciptakan
wanita sebagai pasangan hidup bagi laki-laki untuk menyempurnakan
hidupnya sekaligus sebab lahirnya generasi, disamping tunduk dan
beribadah kepada Allah tentunya.
Namun mengapa tetap saja ada
laki-laki yang tunduk di bawah kaki wanita. Mengemis cintanya, berharap
kasih sayangnya dengan menggadaikan kepemimpinan, bahkan kehormatan dan
harga dirinya. Wanita dipuja bagai Dewa, disanjung bagai Dewi Sinta,
yang banyak menyerbabkan laki-laki buta mata, buta telingga, bahkan buta
mata hatinya..
Namun ada juga yang mengaggap rendah wanita.
Wanita dinista, dihina. Kesuciannya dijadikan objek yang tidak bernilai
harganya. Tenaganya dieksploitasi bagaikan kuda. Kelembutannya dijadikan
transaksi murahan yang tak seimbang valuenya. Wanita dijadikan sekedar
pemuas nafsu belaka, bila habis madunya, dengan seenaknya di buang ke
keranjang sampah, atau dianggap sandal jepit yang tak berguna.
Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, anak
kita, relakah kita melihat mereka menjajakkan diri di gelapnya malam
yang mencekam. Relakah kita melihat mereka membanting tulang
mengumpulkan rupiah, ringgit atau real dengan mayat terbujur kaku
sebagai resikonya?
Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau
adik perempuan kita, anak kita, relakah kita membiarkannya seolah
seonggok jasad hidup yang tidak memiliki nilai guna? Dipajang sana-sini,
kemudian orang-orang tidak bertanggung jawab dapat bebas menyentuhnya?
Jika wanita itu adalah ibu kita, kakak atau adik perempuan kita, anak
kita, relakah kita membiarkannya beringgas, liar, ganas, tidak
berpendidikan, bodoh, dunggu, hanya karena ketidakmampuan ayah memberi
nafkah, karena ketidakmampuan ibu medidik dan mencintainya, karena
ketidakmampuan kita melindunginya, sebagaimana Allah menciptakan wanita
dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan lengannya untuk dilindunginya,
dekat dengan hatinya, untuk dicintainnya.
Ia tetap wanita,
yang diciptakan Allah SWT dengan segala kelebihan dan kekuranganya.
Tidak bisa manusia dengan akalnya yang kerdil ini mengganti kedudukannya
apa lagi fitrahnya. Wanita adalah patner laki-laki dalam mengisi
hari-hari. Islam telah menempatkannya pada posisi yang sangat terhormat,
karena setiap jiwa lahir dari rahimnya.
Rasul bersabda dalam
hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim “Dunia adalah perhiasan dan
sebaik-baiknya perhiasan dunia adalah wanita shalehah”.