Diriwayatkan, bahwasanya sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu’anh
suatu ketika turut serta menghantar jenazah salah seorang kaum muslimin,
tiba-tiba datang seorang laki-laki yang tak dikenal, lalu turut serta
mensholatkan janazah tersebut.
Ketika mayit tersebut telah dimakamkan, laki-laki tersebut lalu meletakkan tangannya di atas kubur mayit tadi lalu berkata;
“Ya Allah, jika Engkau menyiksa mayit ini, maka itu adalah hak-Mu,
karena mayit ini telah maksiat kepada-Mu. Tetapi jika Engkau
merahmatinya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang sangat butuh akan
belas kasih-Mu.”
“Sungguh beruntung sekali engkau wahai mayit, seandainya saja engkau
bukan seorang amir, bukan seorang pemimpin, bukan seorang penulis, bukan
seorang pengurus, dan bukan pula seorang penarik pajak.”
Ketika laki-laki tersebut telah selesai mengucapkan kata-kata di atas,
tiba-tiba sosoknya hilang dalam kerumunan manusia. Sayyidina Umar lalu
memerintahkan salah seorang sahabatnya untuk mencari laki-laki tersebut,
namun tak menemukannya.
Sayyidina Umar lalu berkata; “Laki-laki tersebut adalah Nabiyullah Hidlir ‘alaihissalam.”
**Di sadur dari kitab at-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk karya al-Imam al-Ghazali, oleh al-faqir As’ad.