Badrun
membawa piringnya, seperti biasa, mengantri setiap pagi untuk sarapan pagi.
Wajahnya selalu tersenyum pada setiap orang. Walaupun dia masih muda, nampak
kerut-kerut di wajahnya, yang membuat dia kelihatan lebih tua dari umurnya.
Karena kasus manipulasi, Badrun harus mendekam di penjara ini.
Hukum memang tak kenal belas kasihan. Orang yang mengenal Badrun dari dekat pasti tak tega, kenapa orang sebaik dia harus masuk penjara.
Hukum memang tak kenal belas kasihan. Orang yang mengenal Badrun dari dekat pasti tak tega, kenapa orang sebaik dia harus masuk penjara.
Sebelum
masuk penjara ini, dia adalah akuntan sebuah perusahaan besar. Dari gajinya
bekerja, dia dapat menghidupi anak dan istrinya, mempunyai rumah dan kendaraan.
Dia juga punya sebidang tanah untuk sekedar berkebun, warisan orangtuanya.
Hidupnya betul-betul bahagia.
Sampai
akhirnya, suatu tragedi telah berlaku padanya. Urusannya hanya sepele, pada
mulanya, sebagai seorang karyawan dengan posisi basah, di sebuah perusahaan,
sedikit banyak pasti menimbulkan kecemburuan antara sesama rekan kerjanya.
Adalah
Santi, seorang sekretaris bos, wanita pintar tapi liar, yang membikin
gara-gara. Sudah lama dia memendam rasa iri pada Badrun. Karena posisinya,
sebagai sekeretaris direktur, ternyata tak bisa sekedar memanipulasi uang
belanja perusahaan. Sebab setiap kali dia membujuk Badrun, tak bisa juga dapat,
walaupun satu sen. Badrun memang tak bisa sembarangan mengeluarkan uang,
sebelum disetujui atasan.
Sebagai
wanita pintar, Santi tahu kelemahan lelaki, dan mengetahui pula kelebihannya
sebagai wanita. Disebarkannya gossip ke seluruh karyawan, kalau dia menjalin
hubungan dengan Badrun. Dan dengan aktingnya yang meyakinkan, berhasil
mengelabui seluruh karyawan, kalau dia sudah betul-betul dekat dengan Badrun.
dengan berbagai bujuk rayu dan kata yang manis pada staff bawahan Badrun pula,
dia berhasil mempunyai akses ke bagian keuangan, bagian yang dikepalai Badrun.
Badrun
tak suka dengan sifat Santi, tapi dia juga tak bisa bersikap kasar, apalagi
Santi adalah sekretaris bosnya. Dengan halus ditegurnya sikap Santi tersebut,
tapi Santi memang sudah nekat. Entah bagaimana, tiba-tiba saja uang sebesar
lebih dari 1 milyar tak diketahui keberadaannya. Tak ada kwitansi, tak ada
nota, tak ada barang hasil pembelian dan sebagainya.
Badrun
yakin, ini ulah Santi, tapi dia tak bisa membuktikannya. Seluruh transaksi
keluar dan masuk uang, selalu memakai nama dia. Akhirnya vonis menimpa dia,
didakwa menggelapkan uang perusahaan. Bukan itu saja, ternyata gossip yang
disebarkan Santi sudah sampai ke rumah-tangga Badrun. Istri Badrun dibakar
cemburu, pergi dari rumah bersama anak kesayangannya.
Ketika
sidang pun, istrinya tak datang, apalagi selama dia dipenjara. Kawan-kawan dan
tetangganya juga menjaga jarak, mereka tak menyangka, ternyata orang pendiam
dan baik itu, bisa berbuat kriminal. Padahal tak terhitung kebaikan-kebaikan
selama ini pada tetangga dan teman-temannya.
Seluruh
hartanya bendanya, termasuk kebun warisan orangtuanya, dirampas untuk mengganti
seluruh kerugian perusahaan.
Bahkan
di dalam penjara, Badrun selalu menerima perlakuan-perlakuan yang tidak adil
dari sesama penghuni. Sering dia tidak kebagian jatah makanan, uang kerajinan
hasil membuat ukiran dipalak dan lain-lain. Tapi itu tak menyurutkannya
tersenyum dan menyapa setiap orang serta berbuat baik.
Suatu
malam, di dalam mushalla penjara, aku mengobrol dengannya. Bertanya penuh ingin
tahu, akan sikapnya selama ini. Kenapa dia tak mau melawan ketika dipukul
seorang penghuni yang sok jagoan, kenapa dia diam saja ketika jatah makanannya
direbut, kenapa dia tak membalas dendam segala sikap tidak adil yang
diterimanya selama ini, baik sebelum atau sesudah dia dipenjara.
Maka,
kucatat segala perkataannya, yang tak kulupakan seumur hidupku :
“Manusia
sering kali bertindak tak masuk akal dan egois, bagaimanapun juga, maafkanlah
mereka.
Kalau kamu berbuat baik, orang-orang akan menyangka kamu punya motivasi di balik perbuatan baikmu itu, bagaimanapun juga, teruskanlah bebuat baik.
Kalau kamu berbuat baik, orang-orang akan menyangka kamu punya motivasi di balik perbuatan baikmu itu, bagaimanapun juga, teruskanlah bebuat baik.
Kalau
kamu sedang mengalami suatu perkara, kamu akan menemui kawan yang palsu, dan
lawan yang sesungguhnya...Terus jalani
urusan itu...
Kalau kamu jujur dan terus-terang, orang akan mengira kamu sedang berbuat curang, bagaimanapun juga, tetaplah berlaku jujur......
Apa yang kamu bangun selama bertahun-tahun, bisa saja dihancurkan oleh seseorang dalam waktu satu malam. Tapi, tetaplah membangun bangunan itu.....
Kalau kamu jujur dan terus-terang, orang akan mengira kamu sedang berbuat curang, bagaimanapun juga, tetaplah berlaku jujur......
Apa yang kamu bangun selama bertahun-tahun, bisa saja dihancurkan oleh seseorang dalam waktu satu malam. Tapi, tetaplah membangun bangunan itu.....
Kalau
kamu berada dalam kedamaian dan kebahagiaan, orang-orang pasti iri dan cemburu;
tetaplah kamu bahagia dan tersenyum dalam kedamaianmu.....
Perbuatan baik yang hari ini kamu lakukan, bisa jadi dilupakan oleh orang esok hari; bagaimanapun juga, tetaplah berbuat baik.....
Berilah dunia ini yang paling bagus yang kau miliki, dan itu belum tentu cukup; tapi, bagaimanapun juga, tetaplah memberi.......
Kamu lihat, pada akhirnya, ini adalah urusan antara kamu dan Alloh ”......
Perbuatan baik yang hari ini kamu lakukan, bisa jadi dilupakan oleh orang esok hari; bagaimanapun juga, tetaplah berbuat baik.....
Berilah dunia ini yang paling bagus yang kau miliki, dan itu belum tentu cukup; tapi, bagaimanapun juga, tetaplah memberi.......
Kamu lihat, pada akhirnya, ini adalah urusan antara kamu dan Alloh ”......